Burung Elang Jawa adalah salah satu spesies endemik yang cuma terkandung di Pulau Jawa. Konon, lambang Burung Garuda yang jadi lambang Negara Indonesia terinspirasi dari burung ini. Ini dikarenakan pada jaman perjuangan dulu burung ini banyak dijumpai pada hutan-hutan di kawasan Pulau Jawa. Seiring pembangunan pesat yang berjalan di Pulau Jawa, kini spesies endemik itu terancam punah.

Banyak pemburu liar yang tak bertanggung jawab menculik anak Elang Jawa yang tetap kecil dan belum sanggup terbang dari sangkarnya. Selain itu, kawasan hutan yang kian menyempit dan karakter biologis hewan yang cuma bertelur dua tahun sekali terhitung menyebabkan kelambatan perkembang-biakan Elang jawa.

Mengenal Burung Elang Jawa Yang Di Lindungi

Elang Jawa merupakan salah satu spesies endemik di Pulau Jawa. Burung itu punyai ciri khas berwujud jambul di atas kepala bersama panjang 12 cm. Selain itu, sebagai spesies berukuran sedang, Elang Jawa punyai tubuh bersama panjang 56-70 cm dan punyai rentang sayap selebar 110-130 cm. Elang Jawa punyai bunyi nyaring yang tinggi. Berbeda dengan penangkaran hewan laut, buat kamu yang memiliki biaya besar serta menginginkan untuk melakukan budidaya burung elang jawa diharuskan memiliki lahan amat luas.

Burung yang punyai nama ilmiah Spizaetus Bartelsi itu secara sekilas serupa bersama Elang Brontok baik dari suaranya maupun ketika ia terbang. Namun Elang Jawa punyai warna yang lebih kecokelatan. Pada zaman dahulu, Elang Jawa sanggup ditemukan di hampir semua hutan-hutan lereng gunung yang ada di Pulau Jawa. Namun, tidak cuman tempat lereng gunung, keberadaan Elang Jawa sulit ditemukan.

Habitat burung ini cuma hanyalah berada di wilayah hutan primer dan tempat peralihan pada dataran rendah dan pegunungan. Sementara itu, sebagai burung pemangsa Elang Jawa sering bertengger di pohon-pohon yang tinggi. Selain memangsa burung-burung kecil seperti Puai dan Walik, burung ini terhitung memangsa mamalia kecil seperti tupai, musang, apalagi anak monyet.

Langkanya Burung Elang Jawa

Populasi Elang Jawa tidak sanggup berkembang cepat dikarenakan burung itu merupakan type burung monogami yang cuma kawin bersama satu pasangan seumur hidupnya. Kebanyakan penelurannya berjalan pada paruh pertama tahun, yaitu menjadi dari Januari sampai Juli. Karena keberadaannya yang terancam punah, para ilmuwan mengupayakan melaksanakan konservasi atas burung ini. Walau begitu, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Hal ini disebabkan tambah rusaknya habitat hewan berikut dan perburuan serta perdagangan illegal yang dipercayai terus meningkat lebih-lebih pada kota-kota besar di Jawa yang dulunya diniatkan untuk membangun tempat berjudi seperti bogiesmemphistn.com saat pertaruhan belum ilegal di Indonesia.